Berita
Hari Kanker Sedunia, 4 Feb 2015
“Kanker Bukan di Luar Kemampuan Kita” merupakan tema pada peringatan Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day) Tahun 2015. Hari Kanker Sedunia setiap tahunnya di peringati pada tanggal 4 Februari. Bertepatan dengan peringatan tersebut, Menteri Kesehatan, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), pada Rabu (4/2) mencanangkan Komitmen Penanggulangan Kanker di Indonesia di Halaman Kantor Kemenkes RI, Jakarta.
Pencanangan tersebut di tandai dengan pembacaan dan penandatanganan komitmen bersama antara Menteri Kesehatan dengan Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN), Prof. Dr. dr. Soehartati G, Sp.Rad(K)Onk.Rad, perwakilan dari organisasi profesi, dan Wakil Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Bersamaan dengan pencanangan komitmen tersebut, juga dilakukan peluncuran website “kanker.kemkes.go.id” yang berisi data kanker di Indonesia dan akan dikelola oleh KPKN serta pelepasan balon secara simbolis oleh Menkes.
isi Komitmen Penguatan Kegiatan Penanggulangan Kanker di Indonesia, yaitu : 1) Menjadikan kanker sebagai salah satu prioritas masalah kesehatan nasional; 2) Bersatu dan bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kanker, baik oleh pemerintah, organisasi profesi dan masyarakat; 3) Meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat tentang kanker dan pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan; 4) Merencanakan dan mengimplementasikan program kerja secara paripurna dan berkesinambungan yang mencakup deteksi dini, tatalaksana, rehabilitatif dan paliatif; 5) Mendorong terbentuknya regulasi publik yang mendukung “hidup sehat hindari kanker”.
Berkaitan dengan komitmen tersebut, Menkes mengimbau kepada jajaran kesehatan, masyarakat, dan stakeholders lainnya untuk mendukung penguatan Komitmen Kegiatan Penanggulangan Kanker di Indonesia, dengan memberikan perhatian khusus pada : 1) Peningkatan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan awareness masyarakat tentang kanker; 2) Pengembangan upaya deteksi dini dalam rangka menurunkan angka kematian akibat kanker; 3) Obati kanker sesuai standar, diperlukan pengawasan dan evaluasi tentang efektifitas pengobatan alternatif yang banyak ditawarkan melalui media massa maupun elektronik; 4) Peningkatan kualitas hidup pasien kanker melalui upaya paliatif yang efektif; 5) Dukungan semua elemen masyarakat dalam mengendalikan kanker secara komprehensif dan berkesinambungan.
Sumber data dari WHO menyatakan bahwa 43% kanker dapat dicegah. Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit gaya hidup karena dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhkan diri dari faktor risiko terserang kanker. Terjadinya penyakit kanker terkait dengan beberapa faktor risiko, seperti kebiasaan merokok, menjadi perokok pasif, kebiasaan minum alkohol, kegemukan, pola makan yang tidak sehat, perempuan yang tidak menyusui, dan perempuan melahirkan di atas usia 35 tahun.
“Jika kita menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) maka risiko atau kemungkinan untuk terserang kanker akan berkurang”, ujar Menkes.
Perilaku yang perlu diterapkan yaitu : 1) Melakukan aktifitas fisik secara benar, teratur dan terukur; 2) Makan-makanan bergizi dengan pola seimbang, cukup buah dan sayur; serta 3) mengelola stres dengan tepat dan benar.
“Untuk memudahkan, ingatlah kata CERDIK menjauhkan diri dari Kanker”, tandas Menkes.
CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala; Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik; Diet sehat dengan kalori seimbang; Istirahat cukup; dan Kelola stres.
Sumber data dari WHO menyatakan bahwa 43% kanker dapat dicegah. Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit gaya hidup karena dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhkan diri dari faktor risiko terserang kanker. Terjadinya penyakit kanker terkait dengan beberapa faktor risiko, seperti kebiasaan merokok, menjadi perokok pasif, kebiasaan minum alkohol, kegemukan, pola makan yang tidak sehat, perempuan yang tidak menyusui, dan perempuan melahirkan di atas usia 35 tahun.
“Jika kita menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) maka risiko atau kemungkinan untuk terserang kanker akan berkurang”, ujar Menkes.
Perilaku yang perlu diterapkan yaitu : 1) Melakukan aktifitas fisik secara benar, teratur dan terukur; 2) Makan-makanan bergizi dengan pola seimbang, cukup buah dan sayur; serta 3) mengelola stres dengan tepat dan benar.
“Untuk memudahkan, ingatlah kata CERDIK menjauhkan diri dari Kanker”, tandas Menkes.
CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala; Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik; Diet sehat dengan kalori seimbang; Istirahat cukup; dan Kelola stres.
“Kita patut bersyukur bahwa kita telah berhasil mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang paket manfaatnya menanggung deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara di Faskes tingkat pertama”, tutur Menkes
Menkes juga menambahkan, bahwa paket manfaat JKN juga mencakup diagnosis dan pengobatan di rumah sakit. Selain itu juga telah dikembangkan kegiatan penemuan dini kanker pada anak di Puskesmas.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM di kesempatannya yang sama saat jumpa pers terkait Hari Kanker, pada Rabu (4/2) di R. Mahamardjono Kantor Kemenkes RI Jakarta mengatakan bahwa Prevalensi kanker 1,4 per 1000 penduduk adalah sekitar 330.000 orang. Untuk kasus baru kanker tertinggi di Indonesia untuk Wanita adalah Kanker Payudara (40 per 100.000) dengan angka kematian 21,5 per 100.000, diikuti kanker leher rahim kasus baru 17 per 100.000 dengan angka kematian 10 per 100.000 penduduk. Sedangkan kasus baru kanker tertinggi pada pria adalah kasus kanker paru (26 per 100.000) dengan kematian 22 per 100.000, diikuti oleh kanker kolorektal 16 per 100.000 dengan kematian 10 per 100.000 penduduk dan pasien kanker yang datang ke RS sudah dalam stadium lanjut
Untuk itu menurut beliau di butuhkan program pengendalian kanker seperti Meningkatkan KIE bagi masyarakat tentang pencegahan dan faktor resiko kanker, Peningkatan jejaring pengendalian kanker, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Bebas asap rokok, Diet gizi seimbang, Aktifitas fisik, Vaksinasi Human Papiloma Virus (HPV) secara mandiri, Deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) dan pengobatan dengan krioterapi untuk IVA Positif (single visit approach), serta Deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan klinis payudara (Clinical Breast Examination/CBE) dan edukasi SADARI (periksa payudara sendiri), IVA dan CBE yang dilakukan secara bersamaan dimana program ini sudah dicanangkan menjadi program nasional sejak 21 April 2008.(Adt/Bi/Humas) (sumber: http://pppl.depkes.go.id/focus?id=1520)